WARNA ada dimana-mana dan warna adalah bagian dari pengalaman sehari-hari. Terkadang orang peka akan hal tersebut, tapi tidak jarang pula mengacuhkannya. Jika harus mengambil keputusan pada hal-hal sederhana seperti makanan yang kita makan, secara tidak sadar melakukan pemeriksaan akan kualitas dari tampilan warnanya sebelum melihat faktor lain yang menunjang secara keseluruhan.
Bagaimana Memahami
Dalam pembicaraan saya mengenai warna dalam beberapa tahun, Saya sering memulai dengan “Apa itu Warna ?” kepada para pendengar yang berbeda dan saya memperhatikan orang- orang secara tidak sadar memandang sekelilingnya sebelum mereka memberikan jawaban menarik yang berbeda-beda.
Hal ini dapat dipahami karena kita dikelilingi oleh warna.
3 Elemen
Sebab itulah, berdasarkan dari reaksi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Warna mengacu pada obyek yang kita lihat dengan mata (pengamatan) yang membutuhkan sumber cahaya untuk dapat dilihat dengan benar.
3 Elemen ini diperlukan untuk menciptakan persepsi warna, yaitu:
- Obyek
- Sumber cahaya
- Pengamatan
Ilustrasi hubungan antara 3 elemen dapat dilihat disini
(Gambar 1).
Tetapi bagaimanapun juga persepsi dan interpretasi akan warna sangatlah subyektif dikarenakan pengalaman satu orang dengan orang lainnya berbeda. Di dalam penilaian akan warna, mata kita adalah alat yang sangat hebat walaupun tidak selalu dapat diandalkan karena dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti arah melihat, latar belakang, sumber cahaya berbeda, waktu, ukuran, bentuk bahkan faktor kebudayaan. Mata biasanya mengalami kelelahan ketika emosi mempengaruhi pengelihatan dan persepsi. Juga akan berakibat sulit untuk berkomunikasi masalah perbedaan warna hanya dengan dilihat secara visual dan pembicaraan karena bergantung dari pengalaman seseorang berdasarkan ingatannya.
Kesimpulannya, kita tidak memiliki satu cara untuk mendefinisikan warna secara lisan, karena tiap orang melihat dan menilai secara berbeda.
Pada industri yang menggunakan dye dan pigmen sebagai bagian dari produksi secara langsung atau tidak langsung, kita tidak dapat seluruhnya mengandalkan pada pengalaman menggunakan mata untuk menilai kualitas dari hasil produksi. Tidak diperbolehkan adanya ketidakstabilan dalam hal menentukan dan mengkomunikasikan perbedaan warna secara visual. Untuk dapat secara obyektif, stabil, dapat diandalkan, sangatlah penting mengukur warna untuk mengurangi dan menghilangkan pandangan yang subyektif. Penting untuk mengurangi keragu-raguan dan pembengkakan biaya produksi.
Menentukan Obyek
Kita baru saja mempelajari bagaimana persepsi warna itu terjadi, membutuhkan 3 elemen yaitu obyek, sumber yang berjalan bergelombang. Jarak perjalanan gelombang tersebut dikenal sebagai panjang gelombang dan ditetapkan dengan satuan nanometer (nm) yang setara dengan 1/1,000,000,000th meter. Cahaya adalah salah satu bagian dari gelombang energi elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia dan terletak pada 400 sampai dengan 700 nm. Bagian yang terlihat tersebut dibagi menjadi 7 bagian warna yang berbeda MERAH, JINGGA, KUNING, HIJAU, BIRU, NILA dan UNGU (MEJIKUHIBINIU). Dibawah ini adalah contoh gambar cahaya dan pengamatan
Gambar 3. Contoh diukur dengan Ci5 menunjukkan kurva pantulan spektralnya
Gambar 4. Bermacam kurva pantulan spectral dari suatu obyek
(Gretag Macbeth, 2003) untuk dari seluruh gelombang energi elektromagnetik dan kita dapat berinteraksi. Untuk bisa mendapatkan konsistensi dan hasil spesifikasi warna yang dapat diandalkan dan mengkomunikasikan perbedaan warna yang dapat ditentukan, metode yang optimal adalah sebuah alat pengukur warna yang dapat menampilkan nilai angka perbedaan tersebut.
Berdasarkan ilmu pengetahuan, gelombang energi terdiri dari beberapa spektrum elektromagnetik menunjukkan area dimana gelombang energy cahaya yang terlihat oleh mata manusia (Gambar 2).
Pada saat gelombang energi cahaya tersebut berjalan, semua obyek yang berinteraksi dengan cahaya akan menyerap dan memantulkan gelombang energi cahaya tersebut. Obyek seperti kertas, cat, plastik, tinta dan banyak lagi produk yang menggunakan dye dan pigmen bertanggungjawab sebagai properti dari obyek tersebut. Dye dan pigmen berinteraksi dengan cahaya tergantung dari besarnya partikel dan distribusinya secara spesifik pada sebuah obyek. Macam obyek dapat bervariasi dari jenis kepekatannya, tektur permukaannya, ukurannya dan bentuknya.
Obyek ini akan menyerap bagian dari spectrum yang terlihat dan memantulkan sisanya pada spectrum yang terlihat juga. Dalam mengukur berapa banyak cahaya yang terserap dan terpantulkan, kita memerlukan spectrophotometer. Spectrophotometer adalah alat yang mengumpulkan gelombang energi cahaya dari obyek yang dilakukan pengukuran. Menggunakan bohlam cahaya yaitu tungsten-filament atau xenon bulb yang memancarkan cahaya putih, prisma dan detektor foto. Cahaya putih dikumpulkan dan dibagi- bagi menjadi spectrum yang terlihat mata dengan menggunakan prisma dan detektor foto.
Sebagai contoh, jika obyek berwarna merah diukur dengan spectrophotometer, akan memberikan nilai angka yang mewakili jumlah cahaya yang diserap dan dipantulkan melalui spectrum cahaya yang terlihat. Hal itu selalu diinterpretasikan dalam bentuk kurva spectrophotometric
Kurva spectrophotometric digambarkan dalam sebuah grafik dimana sumbu vertikal mewakili persentasi yang dipantulkan atau dikirimkan (0-100%) dan sumbu horisontal adalah spectrum warna yang terlihat dari
400-700nm. 0% mewakili warna hitam pekat karena hitam pekat menyerap semua cahaya dan 100% mewakili putih pekat karena putih pekat memantulkan semua cahaya. Dalam penempatan warna jika obyek bener-benar pekat, semua pengukuran berdasarkan pantulan spectral dan jika obyek transparan berdasarkan transparansi spectral
Untuk contoh yang bersifat pekat ataupun transparan, kedua metode pengukuran dapat digunakan, tetapi memerlukan penanganan tambahan pada saat pengukuran. Kedua spectral pekat dan spectral transparan dapat ditampilkan dengan kurva spectrophotometric (biasanya disebut kurva spectral). Dibawah ini adalah dari salah satu spectrophotometer yang diproduksi oleh X-rite yang dapat mengukur perilaku spectral warna suatu obyek. Dalam hal ini, contoh diukur dengan modus refleksi menggunakan Ci5 benchtop spectrophotometer (Gambar 3).
Kurva refleksi spectral dapat menampilkan variasi jumlah dari dye ataupun pigmen yang digunakan untuk membuat warna obyek tersebut seperti yang tampil pada gambar berikut (Gambar 4).
Jika proses pewarnaan stabil, kurva refleksi dan transmisi akan mempunyai bentuk yang sama walaupun jumlah dye dan pigmen yang digunakan berbeda. Jumlah terkecil dye dan pigmen selalu dekat dengan 100% refleksi dan jumlah terbesar dekat dengan 0%. Jika jumlahnya ada diantara terkecil dan terbesar maka hasilnya adalah ditengah- tengah dari jumlah dye dan pigmen. Cara lain menterjemahkan konsentrasi penambahan dye ataupun pigmen adalah kurva spectral turun ketika contoh warna lebih gelap dan konsentrasi lebih sedikit jika kurva spectral naik dan contoh warna lebih terang..
Pada gambar 4 adalah kurva spectral yang umum terdapat pada suatu warna. Tetapi, bergantung pada proses pewarnaan, dapat berubah. Hal ini sama seperti sidik jari manusia yang secara langsung dapat digunakan untuk mengenali orang tersebut. Sidik jari setiap orang selalu unik pada setiap orang. Sama dengan hal tersebut, kurva spectral suatu warna adalah unik untuk setiap tipe dye dan pigmen dari prosesnya.
Cara Mengukur Warna
Sekarang kita tahu bahwa untuk mengukur secara akurat membutuhkan spectrophotometer.
Ada 2 hal penting yang digunakan dalam mengukur warna menggunakan spectrophotometer. Yaitu komponen specular (gloss/mengkilap) termasuk dan komponen specular (gloss/ mengkilap) tidak termasuk. Biasanya disebut SPIN atau SCI (specular component included) dan SPEX atau SCE (specular component excluded).
Contoh warna yang akan diukur selalu ditempatkan didepan lensa mata spectrophotometer sedekat mungkin tanpa atau sedikit sekali jarak antara mata lensa dengan contoh warna.
Ada 3 jenis utama spectrophotometers
(X-Rite, 2007) menurut design geometrinya sesuai dengan dalam hal apa akan diaplikasikannya. Jenisnya adalah sebagai berikut :
- Spherical
- 0/45 (or 45/0)
- Multi-Angle
Spherical Spectrophotometers
Alat ukur bermetode Spherikal memiliki peran penting dalam system formulasi selama lebih dari 50 tahun. Menggunakan sphere terintegrasi dengan cahaya diffuse pada sudut 8 derajat (Gambar 5).
Jika bagian specular tertutup, modus pengukuran adalah SPIN atau SCI.
Jika terbuka maka modus pengukuran adalah SPEX atau SCE. Sebagian besar pada umumnya, database formulasi warna lebih akurat ketika menggunakan modus SCI/SPIN.
Tipe Spherical adalah juga alat yang sesuai jika contoh warna memiliki tekstur, kasar, tidak rata, ataupun menyerupai kaca cermin. Biasa digunakan pada industry tekstil juga karena beragamnya bahan tekstil. Beberapa industry cat, tinta dan plastic menggunakan jenis ini jika contoh produk berubah-ubah dan terlalu banyak perbedaan kadar gloss/mengkilap.
Keuntungan terbesar menggunakan spherikal spectrophotometer dalam hal quality control karena menyediakan fasilitas modus SPIN/SCI dan SPEX/SCE dalam hal menyediakan informasi lebih seperti kadar gloss/mengkilap pada sudut 60 derajat. Juga dapat mendeteksi perbedaan warna yang disebabkan oleh gloss/ mengkilap.
Spectrophotometer0/45 (or 45/0)
Pencahayaan 0/45 pada contoh warna tegak lurus 0 derajat dan mengambil hasilnya dengan 45 derajat optik. Jika dibalik 45/0 cahaya pada 45 derajat dan pembacaan optik pada 0 derajat. Kedua pembacaan menghasilkan pengukuran yang sama (Gambar 6).
Gambar geometri diatas mengambil pola mata manusia dalam melihat warna. Hal ini dikarenakan mata yang melihat melakukan segalanya dengan segala kemampuannya untuk tidak mengikutkan efek komponen specular. Komponen specular terkadang memberi efek “cermin” dan kita ingin menghindari efek tersebut apalagi pada saat melihat contoh warna. Sebagai contoh, ketika membaca atau melihat pada majalah yang glossy/mengkilap, kita menggerakkan majalah tersebut kearah tertentu agar gloss/mengkilapnya tidak memantul ke mata.
Cara pembacaan yang seperti ini banyak digunakan pada bidang printing dan aplikasi pada tinta printing. Ini adalah cara pembacaan yang dianjurkan pada penerapan dibidang ini karena ini adalah cara yang sama untuk mencari kepekatan/density tinta cetak (atau biasa disebut ink film thickness).
X-Rite bahkan meningkatkan kemampuan teknologinya dengan menambahkan inovasi dalam hal mengukur warna pada contoh warna yang sifatnya basah, kosmetik dan aplikasi pada makanan pada produknya yang bernama VS450 entry-level benchtop. Ini adalah alat yang tidak perlu bersentuhan dengan contoh warna yang dapat dengan tepat mengukur refleksi spectral dari contoh warna yang membutuhkan penanganan khusus di laboratorium.
Multi-Angle
Spectrophotometers
Produsen otomotif menambahkan efek
special seperti mika, bahan pearlescent dan serbuk kepingan metalik ke pigmen standar untuk menciptakan warna berbeda jika dilihat dari sudut yang berbeda. Efek special seperti ini sekarang menjadi popular pada industry diluar cat otomotif.
Untuk dapat mengukur contoh warna seperti ini, sebuah spectrophotometer harus memiliki beberapa sudut pembacaan untuk mengukur perbedaan warna yang dihasilkan pada sudut- sudut yang berbeda. Biasanya sudut pengelihatan pada 3 sampai dengan 5 macam sudut yang berbeda (15, 25, 45, 75 dan110 derajat) bergantung dari berapa macam perubahan warna yang ingin dilihat oleh pemakai untuk mengevaluasi warna dan akibat dari efek itu sendiri (Gambar 7).
X-rite menambahkan inovasi pada alat ukur multi-angle pada produk MA98 sejak efek metalik diaplikasikan pada mobil dan pada aplikasi lainnya yang membuat konsistensi warna jadi lebih menantang. Disamping pencahayaan 45 derajat yang dapat mengukur pada warna datar biasa dan efek performa, ditambahkan pencahayaan kedua pada sudut 15 derajat untuk membuat orang dapat mengukur lebih dari warna datar yang biasa. Selain itu, lebih banyak ragam informasi warna yang dapat diperoleh jenis ini jika contoh produk berubah-ubah dan terlalu banyak perbedaan kadar gloss/mengkilap.
Keuntungan terbesar menggunakan spherikal spectrophotometer dalam hal quality control karena menyediakan fasilitas modus SPIN/SCI dan SPEX/SCE dalam hal menyediakan informasi lebih seperti kadar gloss/mengkilap pada sudut 60 derajat. Juga dapat mendeteksi perbedaan warna yang disebabkan oleh gloss/ mengkilap.
Oleh: Irene Buloron / X-Rite Pantone Asia Pacific, Senior Application Manager, G7 Color Expert