
PENDAHULUAN
Pengertian bisnis dalam segala aspek pada umumnya sama, yaitu mengusahakan agar bidang yang menjadi wilayah bisnis memperoleh simpati pelanggan, sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan dari barang atau jasa yang dipergunakan / dipakai atau yang dikonsumsi. Kepuasan ini bisa berarti kepuasan secara langsung setelah mengkonsumsi atau menggunakan, namun ada juga kepuasan tidak langsung, misalnya bisnis bidang jasa.
Dalam bisnis di bidang percetakan yang sebagian usahanya bersifat jasa (bahkan ada yang mengatakan usaha percetakan adalah “job order “ artinya industri percetakan itu bekerja / memproduksi berdasarkan pesanan dan si pemesan memberikan kompensasi/membayar jasa perusahaan itu dalam mengolah bahan mentah berbentuk naskah atau model menjadi barang jadi, berupa media cetak/barang cetak sesuai pesanannya).
Dalam proses produksi, perusahaan bekerja berdasarkan pada pesanan, sehingga berbagai aspek teknis harus disesuaikan dengan spesifikasi jenis order, misalnya : jenis teknologi cetak, jenis teknik produksi, alat produksi, bahan produksi, proses produksi, bahkan jadwal produksi harus sesuai dengan keinginan pemesan.
Dengan beragamnya jenis, ukuran, dan bentuk produk cetak yang dibutuhkan pemesan, tidak jarang perusahaan percetakan di tanah air, seberapapun besarnya, masih memerlukan dukungan perusahaan lain yang memiliki teknik produksi dan alat produksi yang tidak dimilikinya. Penyesuaian aspek-aspek produksi ini dimaksudkan agar percetakan mereka tetap mampu menghasilkan produk sesuai kesepakatan dengan konsumen, baik dalam ketepatan waktu produksi, mutu produk, bahkan termasuk nilai atau harga order.
Belakangan, untuk menghadapi persaingan baik di dalam negeri maupun luar negeri, pengusaha percetakan yang sudah tergolong besar dan mapan, cenderung menyusun kekuatan dan strategi baru, yaitu dengan cara melakukan transformasi dari perusahaan regional menjadi perusahaan global, dan dari sisi kompetitor yang mandiri menjadi kompetitor yang agresif.
Sasaran akan berhasil dicapai apabila perusahaan memiliki kemauan dan keberanian dalam mengimplementasikan model manajemen bisnis secara total, yaitu suatu model manajemen yang mengkombinasikan dan meramu bahkan menyatukan lima unsur, yaitu : produktivitas, kualitas, sumber daya, biaya dan teknologi. Apabila perusahaan mampu menerapkan model manajemen itu, maka kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan sejenis sangat tinggi, dan tidak jarang memenangkan persaingan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDUSTRI PERCETAKAN
Industri percetakan di negara maju mampu memberikan kontribusi pemasukan devisa yang cukup besar, karena perhatian pemerintahnya terhadap kondisi dan perkembangan industri tersebut sangat besar.
Bagaimana kondisi industri percetakan kita?
- Sampai saat ini belum ada data yang akurat dan valid tentang : jumlah perusahaan percetakan, kriteria perusahaan percetakan, kualifikasi dan skala industri percetakan, SDM yang bekerja di industri percetakan, peralatan dan mesin-mesin yang dipergunakan oleh industri percetakan, dan data-data lain yang dapat menunjang upaya pengembangan industri percetakan. Minimnya data yang akurat ini diperparah oleh perubahan sistem birokrasi pemerintahan sejak era reformasi pada akhir abad 20 lalu. Ditutupnya Direktorat Jendral Pembinaan Pers dan Grafika yang bernaung di bawah Departemen Penerangan memberi dampak yang prihatin terhadap industri percetakan di tanah air. Pada awal abad 21 instansi pemerintah yang langsung menangani industri percetakan (seperti pendataan percetakan, peningkatan SDM percetakan, dan pendidikan percetakan) dengan segala aspeknya hampir-hampir tidak, sehingga kondisi industri percetakan bisa diibaratkan sebagai anak ayam kehilangan induknya. Akibatnya, sampai saat ini sebagian besar perusahaan percetakan (sekitar 90%) termasuk industri berskala kecil dan menengah terkonsentrasi di kota-kota besar / kota propinsi, di Pulau Jawa. Hal ini menjadi kendala yang serius bagi warga pelosok yang memerlukan barang cetakan sebagai sarana komunikasi ataupun sarana pendidikan. Kondisi ini juga sangat menghambat perkembangan atau keberadaan usaha percetakan di daerah.
- Lembaga pendidikan pada tingkat menengah dan D.III masih terbatas, dalam hal jumlah maupun mutu lulusan, apalagi bila dikaitkan dengan kebutuhan tenaga kerja di industri dengan peralatan/mesin yang canggih, terasa sekali kendala yang dialami perusahaan, sehingga perusahaan besar lebih memilih merekrut tenaga ahli asing, seperti dari : Jepang, Korea, China, Singapura, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kecemburuan karyawan lokal.
- Hampir semua mesin dan peralatan percetakan masih diimpor, sehingga menimbulkan ketergantungan terhadap negara asal mesin tersebut. Di sisi lain, SDM yang ada cenderung tidak memahami teknologi pada mesin-mesin baru tersebut sehingga mengalami kendala dalam mengoperasikan mesin-mesin, yang berakibat pada menurunnya produksi.
- Berbagai jenis order kecil dan sederhana tersaingi oleh teknologi foto copy yang dapat menerima oplah sangat kecil. Apalagi saat ini teknik penggandaan foto copy sudah sanagt berkembang dengan hasil yang cukup baik, ditambah lagi dengan munculnya digital printing, menambah semaraknya persaingan bisnis percetakan. Dari kondisi ini, akan terlihat bahwa perusahaan yang mampu mengikuti perkembangan teknologi akan mampu bertahan dan cenderung berkembang.
- Berkembangnya kegiatan usaha spesialisasi bidang percetakan, seperti : usaha disain, separasi warna, penjilidan, embos, foli, nomorator, dll, yang merupakan bagian-bagian kecil dari usaha percetakan secara keseluruhan.
- Semakin besar dan bervariasinya keperluan barang cetakan di masyarakat, baik jumlah maupun mutunya. Di sisi lain, daya beli masyarakat tidak meningkat, sehingga harga barang cetakan tidak naik secara signifikan sebagaimana naiknya kebutuhan akan barang cetakan.
- Kondisi perekonomian masyarakat semakin berat, bahkan pada era reformasi yang sudah berjalan lebih dari satu dasa warsa belum memperlihatkan tanda-tanda dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan sebaliknya nilai tukar rupiah terhadap dollar semakin meningkat sehingga daya beli masyarakat semakin menurun. Hal ini sangat berpengaruh pada laju pertumbuhan bisnis percetakan.
- Harga bahan baku produksi cetak seperti : kertas, tinta cetak, bahan pendukung, dan suku cadang, sangat fluktuatif bahkan cenderung meningkat. Di sisi lain, konsumen menginginkan harga cetakan murah. Kondisi demikian menuntut perusahaan percetakan mengencangkan ikat pinggang dengan cara menekan biaya produksi, menekan waste/kerusakan bahan akibat peroses produksi dan melakukan efisiensi di segala aspek produksi. Apabila perusahaan gagal melakukan efisiensi, maka cepat atau lambat akan segera gulung tikar karena tidak mampu membeli bahan baku produksi cetak.
- Pengaruh situasi dan perekonomian global, sehingga persaingan usaha tidak hanya antar perusahaan di dalam negeri tetapi juga dari luar negeri, yang notabene lebih maju dan lebih menguasai teknologi dengan baik, efisiensi di segala aspek teknis produksi dan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produk cetaknya dengan lebih baik.
BAGAIMANA KIAT UNTUK MEMPERTAHANKAN BISNIS PERCETAKAN ?
Dalam berbagai kesempatan dikemukakan bahwa tuntutan pelanggan kepada perusahaan percetakan mencakup tiga unsur yang sangat besar dan kompleks, yaitu : ketepatan waktu penyerahan, jumlah dan mutu yang tepat serta harga yang murah.
Bagi perusahaan percetakan tuntutan di atas dianggap sangat wajar. Namun, apabila terjadi kesalahan dalam melakukan analisa teknis produksi atau kurang kemampuan dalam menemukan solusi pada masalah teknis produksinya, maka akan berakibat fatal. Bukan hanya pekerjaan yang tidak selesai tepat waktu, tetapi banyak hasil cetakan yang rusak sehingga perusahaan akan menanggung kerugian.
Beberapa tips yang perlu diketahui untuk menjaga kesinambungan bisnis percetakan, yaitu:
- Meningkatkan kecepatan produksi
Kecepatan produksi dapat dicapai jika perusahaan memiliki manajemen yang baik. Diawali dengan analisa produksi yang tepat oleh SDM yang ahli dan berpengalaman, didukung kondisi lingkungan perusahaan dengan peralatan dan dengan SDM/operator yang baik, maka jadwal produksi yang disusun oleh perencanaan pengendalian produksi (PPC) pada setiap sub unit produksi akan dapat berjalan dengan baik, dibarengi dengan kerjasama yang padu, maka pesanan akan selesai tepat pada waktunya, sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan pemesan.
- Meningkatkan mutu/kualitas produksi
Secara teknis, mutu barang cetakan dapat dicapai apabila dua syarat utama dipenuhi
dengan baik, yaitu :
- Ketepatan cetak
Pada teknologi konvensional meliputi : ketepatan mounting film, ketepatan pemasangan pelat cetak, transportasi kertas yang mampu menjamin posisi kertas yang sama selama proses produksi, pengaturan skala tekanan cetak yang tepat, dan pengembangan kertas yang minimal dan masih dapat diatasi selama produksi. Dengan berkembangnya teknologi yang mampu menyatukan kegiatan persiapan produksi dalam satu tahapan produksi, maka proses produksi menjadi sangat singkat dan kualitasnya pun dapat ditingkatkan.
- Keseragaman dan kestabilan lapisan tinta
Tebal lapisan tinta yang sama hanya dapat dicapai apabila beberapa kriteria teknis dilakukan secara rutin dan teratur oleh perusahaan percetakan, yaitu :
- Kesempurnaan lapisan tinta. Tebal lapisan tinta dapat diperoleh apabila :
rol-rol penintaan dalam kondisi yang baik, berpori-pori, kekenyalan sesuai fungsi rol. Kemudian posisi rol yaitu tekanan masing-masing rol dan tekanan ke permukaan pelat cukup baik, dan akhirnya perbandingan antara jumlah luas permukaan rol dengan luas bidang cetak 7 sampai 8 berbanding 1. Bila perbandingan itu tidak terpenuhi, maka kemampuan rol untuk mensuplai tinta ke permukaan pelat tidak cukup, sehingga tebal lapisan tinta lama kelamaan akan menipis.
- Sistem pengendalian tinta dapat dilaksanakan dengan baik, yaitu pengendalian secara manual maupun secara remote control.
- Kesesuaian penggunaan kehalusan raster dengan permukaan kertas. Hal ini penting dipahami karena ketidaksesuaian antara kehalusan raster dan kehalusan permukaan kertas akan menyebabkan terjadinya dot-gain.
- Pemanfaatan sistem pengendali dan pemanfaatan alat pengendali, seperti : densitometer, spectrophotometer, CPC, RCI, CCI, EPS yang integrated dengan mesinnya dan belakangan ini muncul sistem baru yang lebih canggih yang mempercepat dan memudahkan dalam pengendalian proses produksi, sehingga produktivitas dapat dicapai.
- Meningkatkan mutu pelayanan
Pelayanan terbaik bagi perusahaan di bidang jasa percetakan adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan dalam hal : penyerahan pesanan sesuai waktu yang disepakati (kalau memungkinkan lebih cepat), menyerahkan pesanan dalam jumlah tepat (jangan sampai kurang) dan harga sesuai kesepakatan (kalau memungkinkan, harga lebih murah dari percetakan lain yang sejenis). Apabila ketiga hal itu tidak dipenuhi, maka lambat laun pemesan akan kecewa dan mengalihkan pilihannya ke perusahaan lain.
- Menetapkan tingkat harga yang kompetitif
Harga suatu barang cetakan dihitung berdasarkan seluruh biaya langsung maupun biaya tidak langsung produksi, ditambah profit sewajarnya, sehingga diperoleh nilai atau harga satuan (setiap lembar atau exemplar). Di tengah kondisi persaingan yang sangat ketat, untuk dapat memberikan harga yang kompetitif kepada pelanggan adalah dengan menekan biaya produksi, antara lain dengan memperkecil waste/kerusakan akibat proses produksi, bekerja efisien dan menggunakan teknologi yang tepat. Sedangkan biaya yang berkaitan dengan penyusutan dan biaya bahan baku dapat dikurangi lagi.
Di era reformasi dan era globalisasi saat ini, bisnis percetakan menjadi sangat kompleks, sehingga para praktisi bisnis harus jeli mengamati potensi pasar dan persaingan yang terjadi agar mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di dalam perusahaannya.
Beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam bidang pemasaran pada beberapa tahun belakangan bahkan kemungkinan akan berlanjut, seperti :
- Perubahan kondisi kependudukan (demografi) serta perubahan dan perbedaan gaya hidup masyarakat, akibat dari perkembangan teknologi dan pergaulan global, serta pengaruh yang kuat adanya perkembangan IT yang mampu menjangkau sampai ke rumah-rumah.
- Akibat pengaruh perkembangan teknologi, maka tuntutan pribadi terhadap segala sesuatu harus lebih cepat, termasuk di alamnya order barang cetakan. Bahkan ada pemeo terhadap pemesan barang cetakan, bahwa model cetakan baru diserahkan hari ini, hasilnya diminta kemarin.
- Semakin menjamurnya bisnis jasa percetakan dengan beragam jenis produk, sehingga memberi peluang kepada pemesan untuk memilih yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Sebaliknya, produsen/perusahaan percetakan semakin dituntut kreativitasnya, baik dari segi kualitas produk, layanan maupun harga, agar tetap menjadi pilihan pemesan.
- Perkembangan media elektronik memberikan warna tersendiri dalam berkomunikasi, walaupun ada celah bisnis media cetak diambil alih oleh media elektronik, seperti periklanan/advertizing. Namun demikian, masing-masing media komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga bisnis di bidang media komunikasi ini dapat berjalan dan berkembang bersama sesuai dengan wilayah bisnisnya.
- Bisnis di bidang jasa semakin semarak, seiring dengan semaraknya pemasang iklan pada media elektronik dan semakin maraknya produk media cetak dengan pewarnaan yang beraneka ragam (full color) pada setiap pemunculannya.
- Teknik pemasaran dengan memberikan berbagai kemudahan pada calon pelanggannya juga sangat menarik, misal : pembayaran bisa diangsur, tanpa bunga, bahkan ada yang menggunakan sistem cash back, memberikan kupon dan voucher belanja gratis pada jumlah transaksi tertentu.
- Kecenderungan menurunnya loyalitas pada satu merk tertentu memberikan peluang pada produk lain untuk muncul, sehingga kesan pemerataan penggunaan pada berbagai produk mulai tampak.
MASALAH YANG DIHADAPI OLEH USAHA PERCETAKAN
Penerapan manajemen keluarga pada perusahaan akan berdampak pada kemampuan bersaing dengan perusahaan lain, terutama untuk perusahaan percetakan yang akan melangkah ke forum internasional. Oleh karena itu perusahaan percetakan yang akan “go internasional”, mau tidak mau harus mengubah sistem manajemennya ke arah “total business management”. Sistem manajemen ini harus dibarengi dengan sumber daya manusia yang handal, peralatan yang canggih serta komitmen yang kuat, sehingga perusahaan akan mampu mengubah dan mendiversifikasi bahan baku menjadi produk berkualitas baik, memiliki produktivitas tinggi, biaya operasional rendah sehingga produk yang dihasilkan memiliki kemampuan dan kekuatan untuk menembus pasar internasional. Tentunya perusahaan harus melengkapi diri dengan ISO (International Standard Organization), antara lain dengan mengatur dan menerapkan standard tertentu mulai dari sistem manajemen, kondisi bahan baku produksi, sistem produksi bahkan sampai pada standard kualitas produknya. Penerapan ISO sangat bermanfaat, karena dengan menetapkan, menggunakan dan menerapkan aspek ISO di perusahaannya, maka perusahaan ini akan terlindungi jika mengalami permasalahan berkenaan dengan pesanan dari luar.
Pada kenyataannya, bisnis percetakan Indonesia yang akan bersaing dengan perusahaan internasional belum dan tidak diketahui kondisi dan latar belakang sistem bisnis yang digunakannya. Agar mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, maka berbagai aspek usaha harus ditingkatkan, yaitu : kualitas, biaya, penyerahan/pengiriman, keselamatan dan kenyamanan. Untuk menghindari kerusakan dan kesalahan, perusahaan lebih senang bekerjasama dengan sistem saling menguntungkan (win win solution), daripada bersaing yang berdampak merugikan semua pihak terutama pelanggan.
Di era globalisasi dengan diberlakukannya AFTA dan APEC yang mengatur berlakunya perdagangan bebas, maka semua negara yang tergabung di dalamnya harus mengakui dan mengikuti ketentuan yang disepakati. Indonesia yang juga tergabung di dalamnya, harus menerima konsekuensi logis bahwa dunia bisnis kita termasuk bisnis percetakan harus memasuki pasar bebas, artinya persaingan dengan negara lain semakin ketat dan jelas. Menghadapi kondisi persaingan yang ketat tersebut, strategi bisnis percetakan yang paling baik dalam menarik konsumen adalah berupaya agar perusahaan sedekat mungkin dan menyatu dengan pemesan/konsumen. Bila suatu perusahaan berhasil menarik perhatian konsumen, maka akan diperoleh perilaku konsumen yang setia terhadap produk yang dikeluarkan perusahaan tersebut, sekalipun banyak produk sejenis yang ditawarkan perusahaan pesaing.
Jika kepuasan konsumen terpenuhi, maka akan terbangun loyalitas yang cukup tinggi, sehingga hubungan perusahaan dan konsumen menjadi dekat. Dengan demikian, perusahaan akan semakin memahami dengan baik keinginan konsumen, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan omset dan perluasan jaringan distribusi.
Kondisi di atas dapat terwujud melalui kebijakan pemerintah yang dapat mendorong terciptanya ekonomi negara yang kuat dan sehat, agar daya beli masyarakat meningkat, mengingat kemampuan daya beli masyarakat sangat fluktuatif. Selain itu, di era pasar bebas terkadang daya saing pasar dunia sangat berpengaruh dan menentukan kebijakan pemerintah.
Dalam menghadapi gejolak persaingan yang demikian ketat, perusahaan yang memiliki “manajer yang berwawasan global” yang mampu mengubah strategi dari pandangan penguasaan pasar domestik ke pasar terbuka, akan merespon dengan cepat dan efisien kondisi persaingan perusahaan dengan mengembangkan perusahaan sehingga tidak tergantung pada pasar yang terbatas, tetapi memiliki produk berkualitas dan harga yang kompetitif serta memiliki citra untuk bersaing. Perusahaan seperti itulah yang akan berkembang dan sukses menghadapi pasar bebas.
Upaya yang tidak kalah pentingnya adalah mengusahakan agar visi perusahaan harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata di semua lini dalam manajemen sehari-hari, sehingga implementasinya dapat berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis percetakan tidak bisa terlepas dari pengaruh berbagai faktor, antara lain :
-. Mampu memilih dan menerapkan teknologi yang tepat untuk jenis usaha yang digeluti;
-. Mampu menghasilkan produk berkualitas dalam situasi persaingan pasar global;
-. Profesionalisme SDM di segala lini merupakan faktor yang harus dipenuhi termasuk di
dalamnya manajer yang berwawasan luas;
-. Bisnis percetakan tidak terlepas dari pengaruh situasi ekonomi moneter, politik maupun
supremasi hukum yang berlaku;
-. Total business management merupakan ramuan strategi modern dengan mengkombinasi
kan beberapa komponen, meliputi : produktivitas, kualitas, sumber daya, biaya dan teknologi.
Satu hal yang harus dicermati, yaitu mempertahankan pelanggan. Di dalam bisnis percetakan, yang bersifat job-order, pelanggan memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa pelanggan/konsumen perusahaan sulit berkembang, bahkan sulit mempertahankan keberadaannya.
Semoga bermanfaat.
Oleh : SOEBARDIANTO
Pengajar pada Sekolah Tinggi Media Komunikasi, Trisakti
Pengajar pada Politeknik Negeri Media Kreatif







