Oleh : Kikie Nurcholik – Sekjen Komunitas Printing Indonesia (KOPI)
Air adalah Zat yang Tidak Biasa…
Sepintas, judul di atas sangat tidak biasa. Secara umum, orang berpendapat bahwa air adalah zat yang amat biasa. Dalam cetak offset lithography, air merupakan bagian krusial yang dapat mempengaruhi kualitas cetak. Saya akan membahas secara bertahap mengenai mekanisme proses cetak, khususnya pada aplikasi Offset Lithography yang berkaitan dengan air. Sebagai pengantar, akan dibahas tentang ketidakbiasaan sifat air dan dampaknya bagi kehidupan.
Air merupakan zat yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Janin manusia hidup di dalam rahim yang mengandung air selama 9 bulan. Dan tubuh manusia terdiri atas sel-sel yang hidup. Setiap sel mengandung air dengan berbagai zat terlarut di dalamnya. Lebih dari 90 % kandungan darah kita terdiri dari air. Sedangkan, kandungan air di dalam ginjal sekitar 82%, di dalam otot sekitar 75%, di lever 69 %, bahkan tulang yang kelihatannya kering mengandung 22% air. Secara keseluruhan, 71% dari berat tubuh manusia adalah air. Air ini secara alami dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kulit berupa keringat, melalui saluran pernapasan waktu menghembuskan napas, dan melalui ginjal berupa urine untuk membuang sisa metabolisme, sehingga kita terhindar dari keracunan. Air yang keluar ini secara berkesinambungan harus diganti melalui konsumsi minuman dan makanan agar kandungan air di dalam tubuh tetap 71% sehingga manusia dapat mempertahankan kehidupannya.
Air memiliki rumus kimia H2O dengan berat molekul 16. Bandingkan dengan 3 “saudara”-nya, yaitu : H2Te (‘Te’ lambang kimia untuk Tellurium) dengan berat molekul 129; H2Se (‘Se’ lambang kimia untuk Selenium) dengan berat molekul 80; dan H2S (‘S’ lambang kimia untuk sulfur/belerang) dengan berat molekul 34. Dari keempat zat tersebut, air merupakan yang teringan berat molekulnya. Hasil penelitian membuktikan, semakin besar berat molekul suatu zat, maka akan semakin sukar mendidih. Hal ini berlaku pada ketiga “saudara” air tersebut dan zat-zat lain. H2Te mendidih pada -40C, H2Se mendidih pada -420C, dan H2S mendidih pada -610C. Jadi makin ringan berat molekul suatu zat, maka titik didihnya semakin rendah. Jika air termasuk zat yang biasa, maka seharusnya memiliki titik didih lebih rendah dari -610C, karena berat molekul air lebih ringan dari asam belerang (H2S). Tetapi kenyataannya titik didih air adalah 100oC pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25 °C).
Air merupakan zat yang memiliki sifat tidak biasa (anomali). Pada umumnya, suatu zat akan memuai jika dipanaskan dan akan menyusut jika didinginkan, tetapi air mempunyai sifat khas. Jika air dipanaskan antara suhu 0oC sampai 4oC, volumnya akan menyusut sehingga massa jenisnya meningkat. Hal ini terjadi karena molekul H2O dalam bentuk padat (es) penuh dengan rongga, sedangkan dalam bentuk cair (air) lebih rapat. Dengan demikian, pada saat dipanaskan, molekul H2O (es) akan merapat lebih dahulu, sehingga volumnya menyusut. Oleh karena itu, es terapung di air. Pada saat suhunya antara 4°C sampai 100°C, air menampilkan perilaku yang sama dengan zat cair lainnya, yaitu memuai atau terjadi penurunan massa jenis. Sifat anomali air ini, menjadikan air pada temperatur normal, terdapat dalam tiga fase / wujud, yaitu : es (padat), air (cair) dan uap (gas).
Sifat anomali air berperan penting dalam kehidupan makhluk di permukaan bumi. Makhluk hidup tidak akan dapat memanfaatkan air sebagai air minum, jika air mencair di bawah suhu -610C. Demikian juga dengan es yang mengapung di air. Di daerah yang mengalami musim dingin, air sungai dan danau menjadi beku (menjadi es) pada bagian permukaannya, sedangkan di bagian dasarnya tidak membeku. Hal ini memungkinkan makhluk yang hidup di dalamnya tetap bisa melangsungkan kehidupannya. Inilah kebesaran Sang pencipta untuk menjaga makhluk air supaya dapat tetap hidup di musim dingin.
Sifat tidak biasa air lainnya adalah air merupakan zat pelarut yang paling “rakus”. Sebagian besar zat makanan yang dibutuhkan makhluk hidup dapat larut dalam air, sehingga tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia dapat menyerap zat-zat makanan yang terlarut di dalamnya.
Selain itu, air adalah zat yang paling “rakus” menyerap panas. Berikut perbandingan data panas penguapan beberapa zat cair : panas penguapan air 539,55 kal/gr, alkohol 204 kal/gr, asam belerang 122,1 kal/gr, bensin 94,3 kal/gr, dan terpentin 68,6 kal/gr. Sifat “rakus” panas ini juga tidak biasa. Seandainya air diciptakan dengan sifat biasa, maka hal-hal berikut dapat terjadi di manapun di muka bumi ini :
- Uap air di udara tidak banyak menyerap panas sinar matahari, sehingga siang hari terasa sangat panas seperti di daerah gurun yang kering udaranya, bahkan telur dapat matang tanpa dimasak. Sebaliknya, di waktu malam udara terasa dingin menusuk sampai ke sumsum tulang, karena keringat yang menguap tidak cukup untuk melepaskan panas dari tubuh kita.
- Jika air membeku dari bagian bawah, maka air akan berkurang sehingga uap air di udara juga akan berkurang. Artinya, kita akan merasakan kondisi panas yang sangat menyengat di siang hari dan kondisi sangat dingin di malam hari, seperti di gurun pasir.
Jadi kombinasi ketidakbiasaan sifat air ini , seperti es mengapung di air dan air rakus menyerap panas, mampu mengontrol iklim sehingga memungkinkan makhluk hidup untuk bertahan hidup.
Selain itu, air mempunyai tegangan permukaan paling besar di antara zat cair yang kita kenal. Tegangan permukaan ini disebut sebagai gejala kapilaritas, yang menimbulkan tekanan osmotik yang tinggi. Dengan kapilaritas, air dapat naik setinggi pohon tertinggi di dunia, dan dengan tekanan osmotik yang tinggi, air dapat menembus lapisan akar tumbuh-tumbuhan, bahkan menembus pembuluh darah kita.
Demikianlah, air didisain khusus oleh Sang Pencipta sebagai zat yang tidak biasa, untuk kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Semoga bahasan mengenai ketidakbiasaan sifat air ini dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam menjalankan setiap kegiatan dan menyegarkan kembali ingatan kita tentang peranan air pembasah pada cetakan Offset Lithography. Pada edisi berikutnya, akan dibahas tentang kehebatan air dalam menyelaraskan kebutuhan kualitas cetak, dan perlunya air “dikelola” secara cermat dan tepat oleh penggunanya… (BERSAMBUNG)